Keputusan baru The Fed pada Rabu (18/12/2024) waktu Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) kembali mengumumkan langkah penting terkait kebijakan moneternya.
Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,5%. Keputusan ini diambil dengan suara mayoritas 11-1, dengan Gubernur The Fed Cleveland, Beth Hammack, menentang langkah tersebut dan lebih memilih untuk mempertahankan suku bunga.
Perbedaan pendapat yang muncul kali ini bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya, Hammack juga menunjukkan ketidaksetujuannya saat The Fed mulai menurunkan suku bunga pada bulan September. Langkah ini mencerminkan beragam pandangan di antara para pejabat terkait arah kebijakan moneter.
Proyeksi dot plot dari para pejabat The Fed memberikan gambaran menarik. Median pejabat memperkirakan suku bunga akan turun sebesar setengah poin persentase pada tahun 2025. Ini berarti hanya dua kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin yang diproyeksikan terjadi tahun depan. Namun, 5 dari 19 pejabat justru memproyeksikan penurunan yang lebih besar, mencapai 75 basis poin atau lebih.
The Fed memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai 2,5% pada akhir 2025. Angka ini meningkat dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,1% pada bulan September. Kenaikan ini menunjukkan tantangan yang masih dihadapi The Fed dalam menekan inflasi kembali ke target 2%.
Dalam pernyataannya, The Fed mempertahankan bahasa yang menyebutkan bahwa risiko terhadap target pasar tenaga kerja dan inflasi “secara garis besar seimbang”. Para pejabat juga menegaskan bahwa keputusan di masa depan akan bergantung pada data yang masuk, prospek ekonomi yang berkembang, dan analisis risiko yang hati-hati.
Selain menurunkan suku bunga acuan, The Fed juga mengumumkan langkah untuk menurunkan suku bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman pada fasilitas pembelian kembali (repo) semalam sebesar 30 basis poin. Langkah ini secara efektif menurunkan suku bunga sebesar lima basis poin dibandingkan dengan kisaran target dana federal.
Keputusan The Fed ini menunjukkan upaya untuk tetap fleksibel dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah. Penurunan suku bunga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, meskipun inflasi masih menjadi perhatian utama. Namun, keputusan yang terpecah di antara para pejabat juga mengindikasikan bahwa kebijakan moneter AS akan tetap menjadi topik yang penuh tantangan di tahun mendatang.
Dengan hanya dua pemangkasan suku bunga yang diproyeksikan pada 2025, The Fed tampaknya mengambil pendekatan yang hati-hati. Para pelaku pasar, perusahaan, dan rumah tangga perlu terus memantau perkembangan kebijakan ini untuk mengantisipasi dampaknya terhadap ekonomi dan investasi di masa depan.
Di bawah ini merupakan reksa dana pendapatan tetap yang memiliki total return lebih dari 3% selama 2024 per 18 Desember 2024.
BNI-AM Teakwood
Syailendra Pendapatan Tetap Premium
Manulife Pendapatan Bulanan II
Di bawah ini merupakan reksa dana saham yang memiliki total return lebih dari 3% selama 6 bulan terakhir per 18 Desember 2024.
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A
BNI-AM IDX High Dividend 20
Ashmore Digital Equity Sustainable Fund