Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Maret 2024

writter Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah

Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Maret, yang menegaskan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Meskipun dugaan umum dan konsensus analis telah menunjukkan suku bunga akan tetap stabil, keputusan ini tetap menjadi sorotan karena memperlihatkan kesadaran terhadap stabilitas eksternal.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa keputusan ini dipengaruhi stabilitas eksternal, dengan keputusan BI yang akan sejalan dengan kebijakan yang diambil oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed). Meskipun Bank Sentral Jepang (BoJ) baru-baru ini menaikkan suku bunga acuannya, dampaknya terhadap Indonesia belum signifikan.

Dalam konteks pertumbuhan ekonomi Indonesia, BI optimis bahwa proyek strategis nasional (PSN) dan perkembangan properti swasta akan terus mendukung pertumbuhan. Perry Warjiyo menyoroti bahwa permintaan domestik tetap kuat, didukung oleh konsumsi rumah tangga yang baik dan investasi yang terjaga.

Meskipun demikian, tantangan eksternal masih ada; terutama dari penurunan permintaan mitra dagang dan komoditas tertentu. Namun, sektor pariwisata mengalami pertumbuhan yang kuat dalam ekspor jasa.

Pada sektor perbankan, pertumbuhan kredit tetap kuat, terutama dalam berbagai sektor seperti pertanian, pertambangan, dan konstruksi. Meskipun demikian, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan perlu diperhatikan, dengan strategi realokasi aset dan optimalisasi pendanaan sedang dijalankan untuk mencapai target pertumbuhan kredit.

Perry Warjiyo menegaskan bahwa keputusan BI dalam menentukan suku bunga acuan akan sangat dipengaruhi oleh perkiraan inflasi, yang diproyeksikan berada dalam kisaran 3% pada akhir 2024. Selain itu, BI akan terus memperkuat efektivitas kebijakan makroprudensial untuk mendukung penyaluran kredit yang lebih luas.

Dalam konteks ekspektasi pemangkasan suku bunga pada masa mendatang, BI mencatat bahwa ekspektasi penurunan suku bunga acuan akan mengikuti kebijakan yang diambil oleh The Fed. Perry Warjiyo menegaskan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan baru terbuka pada semester kedua 2024, sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter BI akan beradaptasi dengan dinamika global untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik.

Dengan mempertahankan suku bunga acuan dan terus memantau perkembangan ekonomi domestik dan internasional, BI berusaha menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang positif di Indonesia. Keputusan BI menggambarkan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.

Di bawah ini adalah reksa dana saham yang memiliki penempatan cukup besar pada sektor perbankan menurut Fund Fact Sheet terakhir.

  • Ashmore Dana Ekuitas Nusantara

  • Ashmore Digital Equity Sustainable Fund

  • Schroder Dana Prestasi Plus

  • BNP Paribas Pesona


BANK BTPN tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari Bank BTPN. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.