Dilansir dari Bloomberg, baru-baru ini Goldman Sachs yang merupakan bank investasi global meningkatkan penilaian mereka terhadap prospek saham-saham di Bursa Efek Indonesia menjadi “overweight” setelah berkurangnya ketidakpastian terkait penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) 2024. Hal ini terjadi pada 14 Februari lalu. Mereka memperkirakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai rekor baru di angka 8.000, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya di 7.800.
Dalam konteks investasi, istilah “overweight” digunakan untuk menggambarkan situasi yang mana seorang investor memiliki proporsi saham atau aset tertentu dalam portofolio mereka yang lebih besar daripada bobotnya dalam indeks atau pasar yang lebih luas. Jadi, jika Goldman Sachs meningkatkan penilaian saham Indonesia ke “overweight”, itu berarti mereka percaya bahwa saham-saham Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar daripada yang tecermin dalam indeks pasar secara keseluruhan. Ini bisa menjadi sinyal optimisme terhadap pasar saham Indonesia.
Hasil hitung cepat menunjukkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di posisi unggul dalam pilpres sementara, meskipun hasil resmi masih belum final. Goldman Sachs menganggap indikasi hasil pemilu ini mengurangi ketidakpastian politik, yang sebelumnya menjadi perhatian investor. Mereka percaya kebijakan ekonomi akan berlanjut di bawah pemerintahan baru, yang diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi dan pasar saham.
Goldman Sachs dalam kajian terakhir yang dikutip oleh Bloomberg News (Senin, 26 Februari) menilai indikasi-indikasi hasil pemilu telah mengurangi ketidakpastian terkait transisi politik setelah era Presiden Joko Widodo. “Kami memperkirakan kebijakan ekonomi akan berlanjut di pemerintahan yang baru di mana hal itu seharusnya mendukung perekonomian dan pasar saham,” tulis Timothy Moe, Strategist Goldman Sachs.
Selain itu, kondisi makroekonomi Indonesia juga menarik dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% dan inflasi yang rendah di 2,9%. Banyak perusahaan juga melaporkan kinerja yang melebihi ekspektasi pada kuartal IV-2023. Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan di atas konsensus untuk tahun 2024 dan 2025, dengan valuasi saham di Indonesia dinilai masih murah, khususnya di sektor perbankan yang menjadi favorit mereka. Sebagian besar indeks saham didominasi oleh sektor perbankan.
Namun, ketegangan politik masih ada, terutama terkait usulan hak angket oleh beberapa partai terhadap pemerintah yang baru terpilih. Meskipun hak angket ini takkan membatalkan hasil pemilu, tetap saja dapat mengganggu stabilitas politik dan implementasi kebijakan ekonomi untuk beberapa waktu ke depan, yang dianggap negatif oleh pasar. Dengan demikian, walaupun prospek ekonomi Indonesia terlihat cerah, tetap ada tantangan politik yang perlu diatasi untuk menjaga stabilitas pasar saham.
Di bawah ini merupakan reksa dana saham yang memiliki total return di atas 4% dalam setahun menurut data NAV Bloomberg 23 Februari 2024.
BNP Paribas Pesona (+5.99%)
Ashmore Saham Dinamis Nusantara (+5.21%)
Ashmore Dana Ekuitas Nusantara (+4.88%)