S&P Global merilis The Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia untuk bulan Agustus. Indeks ini mengalami kenaikan dari 53,3 menjadi 53,9 pada bulan Juli; dibandingkan tahun lalu yang sebesar 51,7.
Angka ini merupakan yang tertinggi sejak November 2021. Produksi juga mengalami kenaikan menjadi 55,1 dibandingkan dengan 54,9 pada bulan Juli. Bahkan, angka ini merupakan yang tertinggi sejak September 2022. Pesanan baru mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini pun merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021.
Dalam konteks bisnis, data The Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengindikasikan bahwa sektor manufaktur di Indonesia mengalami peningkatan pada bulan Agustus.
Indeks PMI yang naik menunjukkan bahwa aktivitas produksi dan pesanan baru mengalami peningkatan, yang dapat diartikan sebagai tanda pertumbuhan dan perbaikan dalam sektor manufaktur. Peningkatan ini juga mengindikasikan bahwa ekonomi mungkin sedang pulih dan mendapatkan momentum.
Consumer Price Index (CPI) atau tingkat inflasi di Indonesia rilis lebih lambat daripada yang diprakirakan oleh para ekonom pada bulan Agustus 2023. Inflasi tercatat sebesar 3,27% yang mana secara tahunan lebih rendah daripada prakiraan ekonom pada Bloomberg sebesar 3,34% pada bulan Agustus, menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia.
Terjadi deflasi di bulan Agustus secara bulanan sebesar 0,02% secara bulanan dari prakiraan inflasi sebesar 0,05%. Tingkat inflasi inti melambat sebesar 2,18% secara tahunan dari prakiraan sebesar 2,33%.
Penurunan dalam tingkat inflasi bulanan disebabkan oleh biaya makanan, rokok, dan pakaian. Sementara itu, beras menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi Agustus; biaya beras naik 7,99% sepanjang tahun. Dalam basis tahunan, inflasi Agustus didorong terutama oleh biaya transportasi, makanan, minuman, dan tembakau.
Sumber: Bloomberg dan Badan Pusat Statistik Indonesia, 2023