Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan untuk Antisipasi Ketidakpastian Global

writter Lanjar Nafi

Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25% pada Rabu, 21 Agustus 2024. Hal ini menandai empat bulan berturut-turut tanpa perubahan.

Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi mayoritas ekonom dalam survei Bloomberg, yang mana 34 dari 36 ekonom memperkirakan suku bunga tetap, sementara sisanya memprediksi penurunan sebesar 25 basis poin.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan penguatan nilai tukar rupiah baru-baru ini mencerminkan berkurangnya ketidakpastian. Meski demikian, ia menegaskan bahwa perkembangan global masih memerlukan kewaspadaan.

Walaupun rupiah berhasil menghapus penurunan nilainya sepanjang tahun ini terhadap dolar Amerika, para pengambil kebijakan masih menunggu kepastian lebih lanjut dari Federal Reserve AS mengenai arah kebijakan pelonggaran mereka sebelum menurunkan biaya pinjaman domestik.

Bulan ini rupiah menguat hampir 5% dan menjadi salah satu mata uang dengan performa terbaik di Asia. Investor asing menanamkan modal sebesar $1,5 miliar ke pasar obligasi Indonesia selama bulan Agustus, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Sinyal kuat mengenai kemungkinan penurunan suku bunga Amerika Serikat bulan depan meredam penguatan dolar Amerika, sementara kekhawatiran investor terhadap kebijakan fiskal Presiden terpilih Prabowo Subianto yang semakin mereda turut mendorong aliran dana asing kembali ke aset domestik.

Meskipun inflasi semakin melambat, Bank Indonesia mungkin masih berhati-hati untuk tidak memulai siklus pelonggaran terlalu dini. Penurunan surplus perdagangan yang mengejutkan bulan lalu bisa menjadi indikasi bahwa penguatan rupiah masih rentan.

Namun, Bank Indonesia secara bertahap mulai melonggarkan kebijakan melalui instrumen pasar mereka yang dikenal sebagai SRBI (Sertifikat Bank Indonesia), yang baru-baru ini ditawarkan dengan imbal hasil yang menurun dan tanggal lelang yang dipotong menjadi sekali seminggu.

Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan tetap berada dalam kisaran target 1,5-3,5%, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini antara 4,7-5,5%. Bank Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan pemerintah demi memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Bank Indonesia juga melaporkan pertumbuhan kredit pada bulan Juli mencapai 12,4%. Dengan likuiditas perbankan yang cukup, Bank Indonesia memperkirakan penyaluran kredit sepanjang tahun akan tumbuh menuju batas atas kisaran 10%-12%. Tingkat permintaan kredit ini menunjukkan perekonomian saat ini belum membutuhkan stimulus moneter lebih lanjut.

Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan menunjukkan kehati-hatian dalam menghadapi risiko eksternal, sambil terus mendukung pertumbuhan ekonomi domestik melalui langkah-langkah yang lebih terukur.

Ada Ruang untuk Penurunan Suku Bunga di Kuartal IV

Perry Warjiyo pun mengisyaratkan adanya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan pada kuartal IV tahun ini. Hal ini beliau sampaikan kepada para wartawan, setelah Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25%.

Menurutnya, fokus utama Bank Indonesia pada kuartal III adalah memperkuat nilai tukar rupiah. Beliau menegaskan rupiah yang kuat sangat bermanfaat bagi perekonomian Indonesia karena dapat menjaga stabilitas harga dan mendukung kelangsungan bisnis.

Perekonomian Indonesia tetap solid dan memerlukan dukungan kebijakan yang tepat. Dengan nilai tukar rupiah yang kuat, harga-harga di dalam negeri dapat tetap stabil, yang pada akhirnya akan mendukung dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat.

Selain itu, Bank Indonesia juga memperkirakan bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunganya sebanyak 2 kali pada tahun ini, dimulai bulan September, dan tiga kali pada paruh pertama tahun 2025.

 

 


BANK BTPN tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari Bank BTPN. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.