Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan (BI Rate) di 5,75%

writter Lanjar Nafi

Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,75%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Maret 2025 dengan mempertimbangkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa keputusan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi, menarik investasi asing, dan mengendalikan inflasi agar tetap berada dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah, yaitu 2,5% plus minus 1%.

Mengapa BI Rate Tidak Diturunkan?

Sebelumnya, sebagian pelaku pasar memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Bahkan, survei yang dihimpun Bloomberg menunjukkan bahwa 29,73% dari 37 ekonom yang disurvei memprediksi penurunan suku bunga. Namun, BI memilih untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan.

Menurut Perry, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan beberapa faktor kunci seperti di bawah ini.

1. Ketidakpastian Global

Kebijakan tarif impor AS yang semakin luas menyebabkan pertumbuhan ekonomi global melambat. Hal ini membuat BI harus tetap berhati-hati dalam merespons dinamika eksternal.

2. Aliran Modal Asing

Dengan mempertahankan suku bunga, BI berharap dapat menjaga arus modal asing, terutama di pasar obligasi dan investasi portofolio.

3. Inflasi yang Terkendali

Inflasi Indonesia diperkirakan tetap dalam sasaran yang ditetapkan, sehingga tidak ada urgensi untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

4. Stabilitas Rupiah

Dengan mempertahankan BI Rate, BI juga berusaha menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak pasar keuangan global.

Langkah Bank Indonesia ke Depannya

Ke depannya, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Beberapa langkah yang akan ditempuh antara lain meliputi:

  • stimulus kebijakan makroprudensial untuk mendukung kredit perbankan,

  • akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong efisiensi transaksi ekonomi, dan

  • sinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap kuat.

Meskipun tekanan ekonomi global masih tinggi, BI tetap berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan. Dengan keputusan ini, diharapkan perekonomian Indonesia tetap tangguh menghadapi tantangan global yang ada.

 


SMBC Indonesia tidak bertanggung jawab atas pernyataan apa pun sehubungan dengan keakuratan atau kelengkapan informasi yang terkandung pada artikel ini atau atas kehilangan atau kerusakan yang timbul dari penggunaan isi artikel ini.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini adalah informasi publik, tidak dimaksudkan dan tidak seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan. Pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan isi artikel ini untuk tujuan apa pun atau mengungkapkan isinya kepada orang lain tanpa persetujuan sebelumnya dari SMBC Indonesia. Isi artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Pengguna disarankan untuk menilai kemampuan sendiri dalam menanggung risiko keuangan dan lainnya terkait investasi atau produk apa pun, dan untuk membuat penilaian independen atau mencari nasihat independen sehubungan dengan masalah apa pun yang tercantum pada artikel ini.