Akhir-akhir ini, cuaca panas membuat banyak orang mencari yang segar-segar untuk dinikmati pada siang hari. Kehadiran beberapa merek bubble tea/bubble drink yang cukup masif di Indonesia dua tahun belakangan, membuat jenis minuman ini naik daun kembali.
Minuman bubble, biasa disingkat boba, pada dasarnya adalah minuman dengan bola-bola tapioka. Rasanya yang dingin, manis, dan segar membuat minuman ini digandrungi banyak orang dari segala usia. Namun, kamu para sobat boba tau gak sih asal mula boba itu bagaimana?
Tren boba sendiri bermula pada sekitar tahun 1980 di Taiwan. Tradisi minum teh di Asia Timur membuat berbagai macam teh populer, termasuk milk tea alias teh susu. Di siang yang panas, anak-anak sekolah sangat suka membeli teh susu dingin dari gerai-gerai di pinggir jalan, dan menikmatinya di jalan pulang ke rumah.
Di saat yang sama, ada dua makanan penutup terkenal lain di Taiwan, yaitu es serut dan bola-bola tapioka. Es serut biasanya terbuat dari bongkahan es yang diserut halus, dihias dengan topping—seperti puding—serta ditambah air gula yang diberi pewarna agar kelihatan menarik. Sedangkan bola tapioka adalah makanan penutup lain yang terbuat dari tepung tapioka yang dibentuk sebesar kelengkeng dan direbus. Bola-bola ini kemudian disajikan bersama es, sirup atau susu yang manis, serta topping buah-buahan dan nata de coco.
Didasari kepopuleran es serut, bola tapioka, dan milk tea, seorang pemilik kedai di Taiwan beride menggabungkan ketiganya menjadi segelas minuman. Bola tapioka yang dimasukkan ke dalam minuman ini dibuat lebih kecil, agar mudah dikonsumsi menggunakan sedotan. Nah, sekarang, minuman itu dikenal dengan nama bubble milk tea.
Kalau kamu ingat, boba sebenarnya sudah terkenal di Indonesia sejak lama. Tapi sejak ada kreasi menu baru, yaitu brown sugar fresh milk with boba, minuman ini kembali populer. Terbuat dari susu dan boba yang dicampur gula merah, minuman ini terasa unik—tapi enak! Gak heran banyak orang rela antre untuk mencicipi boba setiap hari.
Bosan atau gak tertarik dengan brown sugar fresh milk with boba? Kamu bisa selalu menikmati rasa-rasa basic yang populer sejak dulu, seperti milk tea, roasted milk tea, green milk tea, dan black milk tea. Topping yang bisa kamu pilih juga semakin banyak, seperti puding, konjac, hingga aloe vera.
Ngomongin boba, gak akan ada habisnya. Apalagi kalau kamu rajin jajan boba hampir setiap hari. Tapi, sadarkah kamu bahwa ini bisa membuat kondisi keuangan kamu bocor halus?
Baca juga: Split Bill Biar Gak Bocor Halus Karena Nongkrong
Coba kita hitung, yuk! Dengan asumsi segelas boba berukuran besar harganya Rp30 ribu, jika kamu membeli boba paling gak empat kali dalam seminggu, berarti dalam sebulan kamu mengeluarkan Rp480.000 lho! Ini belum menghitung pengeluaran kopimu setiap pagi. Setelah dijumlahkan, hasilnya banyak juga ya?
“Tapi, gimana dong, boba itu bikin ketagihan!”
Well, sesama sobat boba, Jenius tentu gak bisa melarang kamu untuk jajan boba. Namun, mungkin kamu harus coba hitung lagi budgeting mingguan atau bulananmu. Berapa persen dari total penghasilan atau uang sakumu yang bisa kamu alokasikan untuk jajan boba dalam sebulan? Dua ratus ribu? Tiga ratus ribu? It’s your call.
Setelah menentukan budget, biar gak kebablasan, kamu bisa menaruh uang tersebut dalam x-Card. Dengan begini, pengeluaranmu untuk jajan boba bisa lebih terkendali. Kalau saldonya habis, berarti jatah boba bulan ini sudah gak ada dan perlu menunggu bulan depan untuk terisi kembali. Selain itu, sistem budgeting ini juga dapat membantumu menahan diri dalam mengonsumsi boba. Biar bagaimanapun, boba mengandung cukup banyak gula lho. Sayangi dompet dan kesehatanmu itu penting, kan?
Baca juga: Atur Alokasi Pengeluaran dengan x-Card Jenius
Belum punya Jenius untuk mengatur jatah jajanmu dengan x-Card? Yuk, download dan aktivasi sekarang!