Memulai investasi mungkin akan membingungkan—apalagi memilih investasi mana yang lebih mudah untuk dimengerti oleh pemula. Sebagai pemula, kamu bisa coba mulai berinvestasi di reksa dana. Karena reksa dana bisa menjadi pilihan investasi dengan risiko yang lebih terkendali jika disesuaikan dengan jangka waktu tujuan keuangan yang kamu miliki.
Di reksa dana sendiri ada 2 strategi investasi yang bisa dipilih, yaitu lump sum dan dollar cost averaging (DCA). Kali ini Jenius akan kasih tau perbedaan dari keduanya agar tau mana strategi investasi yang lebih cocok untuk kamu yang pemula dalam dunia investasi. Yuk, intip penjelasannya di bawah ini!
Lump sum adalah salah satu strategi investasi reksa dana yang bisa kamu pilih saat mulai berinvestasi. Dengan strategi ini, kamu berinvestasi dengan menyetorkan sejumlah dana sekaligus di awal tanpa melakukan dana tambahan sampai dana bisa dicairkan pada waktu yang sudah ditentukan atau ketika tujuan sudah tercapai.
Jenius beri contoh, misalnya kamu punya dana sebesar Rp50 juta. Apabila kamu mau berinvestasi di reksa dana dengan strategi lump sum, maka kamu perlu menginvestasikan seluruh dana yang kamu punya secara sekaligus.
Karena strategi investasi ini dilakukan dengan menyetorkan seluruh dana sekaligus di awal, maka strategi ini cocok bagi kamu yang belum mempunyai penghasilan tetap atau pekerja lepas (freelance) karena kamu gak perlu menyetorkan dana investasi secara rutin.
Selain itu, strategi lump sum bisa dijadikan pilihan jika pergerakan nilai investasi stabil atau sedang naik terus. Karena seluruh dana diinvestasikan di awal dan akan mengikuti kondisi pasar, maka jika sewaktu-waktu terjadi penurunan bisa jadi dividen yang didapatkan kurang optimal.
Kalau strategi lump sum berarti menginvestasikan seluruh dana di awal, dollar cost averaging (DCA) adalah strategi investasi dengan cara menyalurkan uang dengan rutin secara konsisten dalam jangka waktu tertentu.
Strategi DCA akan mengarahkanmu untuk berinvestasi dengan membagi kapital dengan jumlah yang sama selama jangka waktu yang sudah kamu tentukan. Sebagai contoh, jika kamu memiliki dana sebesar Rp50 juta. Dengan strategi DCA, kamu dapat membagi dana tersebut untuk berinvestasi sebesar Rp1,3 juta setiap bulannya selama 3 tahun.
DCA juga cocok buat kamu berinvestasi rutin dari pemasukan yang kamu dapatkan setiap bulannya. Tinggal tentukan berapa budget investasi yang kamu sisihkan, lalu berinvestasi di reksa dana sesuai jumlah yang sama tiap bulannya.
Baca juga: Cara Atur Gaji untuk Mulai Investasi
Dengan menggunakan strategi dollar cost averaging atau menabung rutin ini, kamu bisa mendapatkan harga rata-rata di tengah kenaikan dan penurunan harga reksa dana. Bahkan ketika harga reksa dana naik terus, maka harga rata-rata investasimu akan ada di bawah harga pasar.
Jadi, anggapan bahwa investasi itu harus dimulai dari dana yang besar itu gak sepenuhnya benar ya. Sebagai pemula, jumlah dana yang diinvestasikan bisa disesuaikan dengan kemampuanmu, yang penting kuncinya adalah: konsisten untuk nabung rutin.
Nah, buat kamu yang baru mau berinvestasi, kini kamu bisa investasi reksa dana dengan simpel lewat Jenius! Cukup buka menu Investment pada halaman Wealth di aplikasi Jenius dan tumbuhkan uangmu dengan cara simpel menggunakan fitur Reksa Dana dari Jenius.
Dengan berinvestasi reksa dana di Jenius, kamu juga bisa pakai fitur Auto Invest untuk menjadwalkan pembelian rutin reksa dana kamu secara otomatis. Sesuai banget dengan prinsip DCA yang strategi investasinya dilakukan secara bertahap! 📈
Lewat fitur Auto Invest, kamu bisa mengatur sendiri jangka waktu yang ingin kamu tentukan untuk pembelian reksa dana—baik itu harian, mingguan, hingga bulanan—sehingga tujuan keuangan bisa lebih cepat tercapai.
Nantinya, dana akan ditarik dari Saldo Aktif untuk setiap tanggal berlangsungnya Auto Invest, jadi pastikan kamu punya dana yang cukup di Saldo Aktif tiap tanggal yang sudah kamu tentukan, ya. Lalu, kalau misalnya kamu ada kebutuhan lain, Auto Invest juga bisa kamu tunda secara manual dan dilanjutkan lagi sesuai keinginan. Simpel, cepat, dan mudah!
Baca juga: Simpel Berinvestasi Reksa Dana di Jenius
Untuk mengaktifkan Auto Invest, kamu perlu mengikuti kuis profil risiko terlebih dahulu untuk dapat membuka akun reksa dana di aplikasi Jenius. Setelah itu, buat portofolio sesuai tujuan keuanganmu dan kamu bisa mengikuti cara di bawah ini untuk mengaktifkan Auto Invest:
Buka aplikasi Jenius, pilih Wealth pada navigasi bawah layar, lalu masuk ke menu Investment.
Perhatikan bagian Reksa Dana, lalu pilih portofolio.
Tap tiga titik di kanan pada produk reksa dana yang kamu punya, lalu pilih Buat Auto Invest.
Masukkan jumlah uang yang akan ditarik dari Saldo Aktif.
Pilih frekuensi Auto Invest.
Pilih tanggal mulai Auto Invest.
Pilih cara mengakhiri Auto Invest, lalu pilih tanggal atau jumlah transaksi.
Perhatikan seluruh informasi. Jika sudah sesuai, pilih Lanjut.
Perhatikan kembali seluruh informasi yang tertera. Jika sudah sesuai, pilih Lanjut.
Pelajari dan setujui deklarasi nasabah, kemudian pilih Konfirmasi & Beli Reksa Dana.
Kini kamu berhasil menjadwalkan Auto Invest untuk investasi rutin di aplikasi Jenius!
Berinvestasi lewat reksa dana di Jenius akan memudahkan kamu karena cukup lewat satu aplikasi saja–mulai dari beli, pantau portofolio, hingga jual reksa dana–kamu bisa melakukan semuanya.
Kalau simpel kayak gini, jadi makin rajin berinvestasi, kan? 😉
Baca juga: Kenali Profil Risiko Sebelum Berinvestasi
Di antara kedua strategi investasi lump sum dan dollar cost averaging, sebenarnya pilihannya kembali lagi ke diri sendiri. Kamu bisa cari tau terlebih dahulu apa tujuan keuangan yang bisa kamu capai dengan berinvestasi.
Lalu, tetap berpedoman terhadap profil risiko yang sudah kamu ketahui sebelum berinvestasi untuk tau seberapa besar tingkat toleransimu terhadap risiko investasi. Sehingga, mau strategi apa pun yang dipilih, kamu bisa tetap merasa aman dan nyaman saat berinvestasi.
Jadi, sudah siap berinvestasi reksa dana di Jenius pakai strategi yang mana nih? 😉