Siapa teman Jenius yang sudah menetapkan tujuan untuk segera membeli properti? Kalau ada, artinya kamu sudah punya tekad kuat karena perjalanannya cukup panjang!
Well, membeli rumah memang bukan hal main-main karena butuh komitmen jangka panjang dengan menyisihkan penghasilan. Yang mana kadang kita juga gak yakin apakah penghasilan kita masih berjalan di 10-15 tahun mendatang.
Sehingga, banyak pertanyaan yang muncul seperti:
Bagaimana kalau di tengah jalan ada pengeluaran yang ganggu perjalanan pembayaran cicilan?
Kalau mau beli secara tunai, apa bisa terkejar properti impian di tengah harga tanah dan properti yang terus naik?
Apa pun yang dipilih, baik secara Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun tunai, teman Jenius harus punya pertimbangan dalam merencanakan keuangan untuk membeli rumah impian. Yuk, kita bahas!
Berdasarkan Statistik Perumahan dan Permukiman 2022 BPS, mayoritas kepemilikan properti di area perkotaan di angka 47,63% dengan tunai dan 41,3%-nya adalah melalui KPR.
KPR termasuk kredit jangka panjang karena cicilan yang diambil bisa lebih dari 5 tahun, bahkan banyak yang memutuskan untuk mengambil kredit hingga 10 atau 15 tahun.
Sehingga, pertanyaan paling mendasar sebelum membeli aset bernilai besar adalah kemampuan finansial.
Kalau kamu beli rumah dengan mencicil lewat KPR, pastikan nilai cicilan gak melampaui kapasitas finansial setiap bulan.
Aturan dasarnya adalah nilai cicilan gak lebih dari 30% pendapatan bulanan. Nah, angka ini sudah termasuk nilai cicilan lainnya alias akumulasi seluruh cicilan, bukan hanya sekadar cicilan KPR.
Sebagai contoh, misalnya kamu punya pendapatan Rp10 juta per bulan, maka total cicilan gak boleh lebih dari Rp3 juta per bulan.
Kamu bisa menyesuaikan jangka waktu angsuran, cicilan, serta harga properti yang ingin kamu beli.
Jangka waktu angsuran bisa bervariasi sesuai dengan tingkat suku bunga pinjaman, besaran uang muka atau down payment (DP), serta besar cicilan bulanan.
Semakin besar nilai uang muka yang kamu berikan, semakin kecil pula jangka waktu angsuran—apabila tingkat suku bunga yang diberikan serta nilai cicilan bulanan adalah tetap.
Anggaplah penghasilan kamu sudah memadai untuk mencicil, tapi belum punya keberanian dengan jangka waktu panjang. Maka, langkah lain yang harus diambil adalah menabung untuk beli rumah dengan meningkatkan uang muka pembelian rumah.
Kamu bisa meminta pihak agen penjual properti untuk membuatkan simulasi atau bisa juga pakai kalkulator finansial membeli rumah untuk membuat simulasi terbaik.
Nah, saat membeli rumah dengan KPR, kamu perlu mengajukan dulu rencana kredit ke pihak lembaga pembiayaan seperti bank. Kamu wajib memenuhi berbagai syarat dan dokumen yang diperlukan untuk pengajuan KPR, seperti:
keterangan penghasilan,
buku tabungan/rekening koran,
kartu identitas diri (KTP atau kartu keluarga),
surat nikah,
surat keterangan penghasilan dari tempat kerja, dan lain-lain.
Jangan lupa, selain itu kalau kamu pernah memiliki kredit—baik itu kredit kendaraan, kartu kredit, ataupun lainnya—pastikan pembayarannya selalu lancar, gak melebihi limit, dan gak pernah telat bayar.
Karena sudah punya riwayat kredit yang bagus (disebut skor kredit atau credit score), maka lembaga keuangan lebih yakin kamu memiliki komitmen dan karakter, serta kapasitas keuangan yang dibutuhkan untuk mengambil kredit.
Selain itu, untuk mengantisipasi risiko terganggunya cicilan, ada baiknya kamu melakukan perencanaan keuangan, seperti menyiapkan dana darurat untuk senilai 3-6 bulan pengeluaran, menyiapkan asuransi kesehatan keluarga, dan asuransi jiwa kredit bagi pencari nafkah utama.
Rumah yang kamu beli pun sebaiknya juga sudah diasuransikan dengan proteksi asuransi dari risiko kebakaran yang memadai dari perusahaan asuransi yang sehat.
Sebagian dari teman Jenius mungkin ada yang gak mau tergesa-gesa membeli rumah. Bisa jadi karena penghasilan yang gak konsisten jumlahnya ataupun karena berpikir beli rumah secara kredit tuh gak menguntungkan.
Maka, rencana beli rumah secara tunai bisa menjadi pilihan. Berikut langkah-langkahnya!
Sisihkan secara berkala sebagian dari pendapatan (misalnya 30% dari pendapatan) ke dalam rekening tabungan ini. Biar disiplin, kamu bisa sisihkan dengan transfer otomatis ke rekening tersebut pada tanggal tertentu biar gak lupa.
Umumnya, menabung untuk membeli properti membutuhkan waktu yang cukup panjang sekitar 5-10 tahun.
Namun, karena inflasi, bukan gak mungkin setelah 5-10 tahun nilai uangnya sudah gak setara dengan harga properti impian. Sehingga, investasi bisa jadi solusi untuk menumbuhkan uangmu.
Instrumen investasi yang cenderung konservatif bisa jadi pilihanmu seperti obligasi negara ritel, reksa dana pasar uang, atau deposito.
Saat berinvestasi, kamu juga perlu melakukan diversifikasi instrumen investasi. Karena setiap instrumen punya karakter pertumbuhan yang berbeda saat ekonomi sedang baik atau saat melambat dan krisis.
Kamu bisa melakukan simulasi nilai dana investasi untuk membeli rumah menggunakan kalkulator investasi.
Misalnya, kamu bisa menyisihkan Rp3 juta per bulan di instrumen investasi yang memberikan return rata-rata 7% per tahun selama 7 tahun penuh, maka hasil akumulasi dana investasi dan return yang kamu miliki mencapai Rp324 juta.
Semestinya nilai tersebut cukup memadai sebagai nilai untuk beli rumah pertama yang sederhana atau untuk menjadi uang muka.
Selain dijadikan prioritas tujuan finansial, kamu juga bisa memanfaatkan berbagai peluang yang sering kali muncul saat membeli rumah, seperti:
promosi bunga bank,
diskon dari developer rumah,
pembebasan berbagai biaya pembelian rumah,
diskon PPN dari pemerintah,
fasilitas pembiayaan untuk rumah subsidi, dan sebagainya.
Lumayan banget lho, peluang ini bisa menghemat pengeluaran dan menurunkan beban membeli rumah!
Entah kamu beli rumah secara tunai maupun kredit, perhatikan reputasi dan nama pengembang, kualitas bangunan, dan berbagai proyek yang pernah mereka buat.
Cari tau latar belakangnya, berita terkini, serta pengalaman dari para konsumen sebelumnya. Informasi ini berguna untuk proses membeli properti berjalan lancar.
Kamu juga bisa terapkan dengan reputasi lembaga pembiayaan dan latar belakang bank untuk fasilitas KPR yang akan kamu gunakan ya, teman Jenius.
Terakhir, membeli rumah memang menjadi tantangan besar secara finansial bagi generasi saat ini. Soalnya kenaikan harga properti terutama di area yang sedang berkembang dan perkotaan cukup tingginya tingkat suku bunga KPR-nya.
Namun, membeli rumah adalah keputusan finansial bijaksana untuk meletakkan fondasi berumah tangga dan bisa menjadi salah satu aset yang meningkat nilainya di masa mendatang.
Dengan perencanaan keuangan yang jeli, disiplin yang kuat, serta pengaturan prioritas keuangan, impian ini seharusnya bisa diwujudkan.
Selamat berburu rumah impian!
“Jika dilihat secara nasional rata-rata lama jangka waktu KPR sekitar 13 tahun dengan besaran angsuran rata-rata sebesar Rp1.624.921,81 per bulan.” – Detik
Artikel ini ditulis oleh Budi Raharjo, teman Jenius yang berprofesi sebagai Certified Financial Planner, juga Founder & Konsultan Perencanaan Keuangan OneShildt Financial Independence. Cek artikel dari para guest writer lain pada laman Blog Jenius.