“Money is a great servant but a bad master.”
Uang adalah pelayan yang baik tapi majikan yang buruk, demikian kata Francis Bacon, seorang filsuf asal Inggris. Kutipan ini saya maknai dalam kehidupan dan bagaimana saya memandang uang, bahwasanya uang harus saya atur dengan pikiran dan perasaan, tapi jangan sampai pikiran dan perasaan saya diatur oleh uang.
Saya, kaitannya dengan uang, adalah freelancer (pekerja lepas) yang juga ibu merangkap manajer keuangan rumah tangga. Sempat bekerja sebagai karyawan dengan penghasilan tetap, status freelancer di industri kreatif menghadapkan saya pada arus uang masuk yang dinamis: kadang ramai, ada kalanya sepi.
Baca juga: Financial Checkup: Menjadi Pengatur Keuangan Keluarga
Kalau dulu saya punya kepastian ada dana yang akan datang pada tanggal 25 setiap bulannya, sekarang saya harus mencatat dengan saksama setiap pemasukan: dari siapa, berapa jumlahnya, untuk pekerjaan apa, dan kapan uang tersebut saya terima.
Di sisi lain, secara administratif, saya bertanggung jawab untuk mengelola uang rumah tangga dari suami yang bekerja sebagai karyawan. Saya yang melakukan pembayaran segala tagihan dan kewajiban, mengatur uang belanja, serta mengisi pos-pos tabungan—mulai dari dana pendidikan anak sampai menyisihkan rupiah demi rupiah untuk liburan.
Untuk mengakomodasi kebutuhan saya mengatur keuangan sebagai freelancer dan ibu rumah tangga, sebelum memiliki akun Jenius, saya punya beberapa rekening di sebuah bank yang sama. Pertama, saya memisahkan rekening pekerjaan dengan rekening rumah tangga. Kemudian, rekening lain untuk tabungan yang gak boleh diganggu gugat, kecuali ada hal darurat.
Baca juga: 3 Pertanyaan tentang Dana Darurat
Pengelolaan keuangan seperti ini memudahkan saya untuk melacak pemasukan dan pengeluaran. Oleh karena itu, begitu berkenalan dengan Jenius padai tahun 2018, saya langsung mantap beralih.
Berbagai fitur yang disediakan sangat pas digunakan untuk mengelola keuangan keluarga. Mulai dari x-Card yang memungkinkan saya memisahkan kartu debit untuk pengeluaran pribadi dan rumah tangga, sampai ketiga jenis Save It (Flexi Saver, Dream Saver, dan Maxi Saver) yang sangat efektif mengategorikan pos-pos tabungan. Yup, dan semuanya ada dalam satu rekening saja!
Baca juga: 26 Alasan Kamu Harus Pakai Jenius
On top of those good things with Jenius, ada jatah transfer antarbank gratis yang terasa banget hematnya saat harus transfer-transfer dan bayar segala tagihan pada awal bulan.
Kita gak bisa menilai orang dari berapa banyak uang yang dia punya, tapi sedikit-banyak ada yang bisa ditangkap dari mengetahui bagaimana seseorang mengatur uangnya—penuh perhitungankah? Egois? Visioner? Sabar? Gak bisa mengendalikan diri?
Lebih dari itu, menurut saya uang juga bisa menjadi refleksi diri kita sendiri. Sejak saya menjadi freelancer dengan pemasukan yang gak pasti tapi di saat yang sama selalu berurusan dengan pengeluaran keluarga yang pasti, saya menjadi pribadi yang lebih cermat dan berhati-hati.
Kombinasi ini kemudian mendorong saya mengambil keputusan-keputusan keuangan dan investasi yang terbilang konservatif. Seperti yang saya sebutkan di awal: saya mau mengatur uang dengan pikiran dan perasaan, tapi saya gak mau pikiran dan perasaan saya “diatur” oleh uang. Karenanya saya memilih menyimpan uang tabungan saya dalam fitur Maxi Saver di Jenius.
Baca juga: Cara Mudah Menabung dengan 3 Fitur Save It
Beberapa kali saya mempertanyakan ke diri saya sendiri, “Apa saya ini kurang agresif ya dalam mengembangkan uang? Orang-orang kok investasi ini-itu yang potensi imbal hasilnya katanya besar. Apa saya ‘salah’ ya kalau merasa nyaman dengan cari aman?”
Namun, semakin ke sini saya makin sadar bahwa rasa aman menyimpan adalah bentuk kemerdekaan pikiran dan perasaan saya dari segala rasa tentang uang.
Setelah menabung dan mengelola keuangan pribadi dan rumah tangga menggunakan Jenius, tahun ini akhirnya saya menggunakan sebagian simpanan saya di Maxi Saver untuk membeli sebidang tanah yang kebetulan dijual di bawah harga pasaran karena pemilik membutuhkan uang tunai.
Keputusan besar terkait keuangan ini diambil setelah berdiskusi panjang dengan suami tentang kondisi keluarga kami sekarang dan visi kami ke depan. Saya dan suami sadar bahwa mengatur uang bukan hanya perkara uang, tapi lebih dari itu.
Pada akhirnya, saya sadar bahwa mengatur uang adalah perjalanan yang personal, termasuk untuk semakin mengenal dan berdamai dengan diri sendiri.
Terima kasih Jenius, karena menjadi teman setia pada perjalanan ini. 😊
Artikel dan seluruh ilustrasi merupakan hasil karya Puty, teman Jenius yang berprofesi sebagai ilustrator paruh waktu dan penulis buku. Cek artikel dari guest writer-guest writer lain pada laman Jenius Blog Cerita Jenius.