Di tengah situasi penuh ketidakjelasan, Jenius sangat senang setiap mendapat kabar baik dari teman-teman Jenius. Salah satunya dari Hana (bukan nama sebenarnya), teman Jenius yang ingin keuangan dicek untuk memastikan bahwa kondisinya sehat.
Bekerja di ibu kota dengan gaji Rp7 jutaan tiap bulan, bagaimana rekomendasi terbaik untuk Hana agar tujuan-tujuan keuangannya dapat tercapai? Berikut hasil financial checkup Hana, hasil kerja sama Jenius dengan perencana keuangan Metta Anggriani dari Anggriani & Partners.
Hana adalah lajang berusia 23 tahun yang bekerja sebagai analis di sebuah perusahaan startup. Dengan penghasilan yang lumayan, Hana sedang giat menabung dan menerapkan hidup hemat. Sejak akhir 2019, Hana mengaku menabung hampir 40% dari gajinya dan gak memiliki utang.
Gaji bulanan Hana saat ini adalah Rp7,7 juta, dengan alokasi pengeluaran sebesar Rp1 juta untuk transportasi, Rp200 ribu untuk telekomunikasi, dan Rp 2,7 juta untuk makan, belanja, serta hiburan.
Selain itu, Hana menganggarkan Rp500 ribu untuk orangtua dan Rp300 ribu untuk sedekah. Kemudian sisanya, Hana mengalokasikan Rp2,5 juta untuk tabungan dan Rp500 ribu untuk berinvestasi di pasar modal.
Baca juga: Budgeting 50/30/20 dan 80/20 Buat Kamu Si Minimalis
Dibandingkan mereka yang giat menabung, cerita soal anak muda yang gak bisa menabung rasanya lebih santer terdengar. Pilihan Hana untuk berhemat dan menabung patut diapresiasi dan dijadikan inspirasi bagi banyak orang.
Bila dilihat dari standar rasio keuangan, porsi menabung yang direkomendasikan adalah minimal 10% dari total pendapatan. Sehingga menabung hingga 40% yang sudah dilakukan Hana tergolong kebiasaan sangat baik.
Kebiasaan baik ini diakui Hana gak terjadi tiba-tiba. Karena sebelumnya, Hana sudah bekerja dan menabung, tapi pengeluaran tak terduga selalu hadir—membuat Hana terpaksa mencairkan tabungan.
Apa yang terjadi pada Hana dapat dijadikan catatan untuk teman Jenius lain. Gak ada gunanya memaksakan porsi menabung di luar kemampuan apabila tiap akhir bulan selalu terpakai.
Teman Jenius lain boleh menjadikan cerita Hana inspirasi agar giat menabung, tapi jangan lupa untuk menyesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing ya.
Baca juga: Financial Checklist untuk Kamu yang Berusia 20 Tahunan
Saat ini Hana memiliki aset tunai berjumlah Rp12 jutaan dengan catatan tabungan dan dana darurat tercampur.
Selain budgeting yang baik, mengelola keuangan juga memerlukan tempat penyimpanan yang benar. Satu tabungan dengan beberapa tujuan biasanya membuat batas antara jatah untuk keperluan satu dan lainnya menjadi kabur. Maka, sebaiknya pisahlah tabungan sesuai dengan keperuntukan masing-masing.
Sebagai teman Jenius, Hana bisa memanfaatkan 3 Flexi Saver dan 5 Dream Saver untuk dijadikan kantong-kantong tabungan dengan tujuan berbeda. Sehingga secara otomatis Hana dapat mengukur kondisi setiap tabungan dengan lebih fokus dan akurat.
Baca juga: 3 Flexi Saver untuk Memenuhi Kebutuhanmu
Menabung dengan tujuan dapat membantu prosesnya lho. Teman Jenius sepakat gak?
Hal ini bisa dianalogikan seperti perjalanan. Kalau sudah tau tujuan akhirnya adalah Bandung, teman Jenius yang berangkat dari Jakarta pasti bisa langsung memetakan segala opsi moda transportasi dan rute yang bisa diambil.
Begitu pula dengan menabung. Tanpa tujuan, seseorang dapat diibaratkan memutar-mutar di jalan tol dalam kota Jakarta. Tanpa tau mana exit yang tepat dan kapan harus keluar dari jalan tol tersebut.
Hana bercerita kepada Jenius mengenai 7 tujuan keuangannya hingga 10 tahun ke depan. Dana darurat, dana menikah, kendaraan pribadi, perjalanan umrah dan haji, properti, dan aset investasi berupa saham ada dalam daftar tersebut. Bagi sebagian orang, daftar ini mungkin terlihat terlalu panjang. Namun sebenarnya, daftar tujuan keuangan Hana menunjukkan bahwa dia memiliki visi atas masa depannya.
PR Hana hanya satu: memastikan cash flow aman dan menentukan prioritas agar target keuangan tetap realistis.
Baca juga: Cara Mudah Menabung dengan 3 Fitur Save It
Dana Darurat Hana
Kondisi keuangan Hana akan menjadi lebih baik lagi bila Hana dapat terus menambah saldo dana darurat. Sebagai single, Hana idealnya memiliki dana darurat minimal 3 kali pendapatan bulanan.
Di masa pandemi ini, akan lebih baik apabila Hana memprioritaskan pengumpulan dana darurat yang masih kurang Rp11 jutaan. Dana darurat Hana dapat tercapai dalam 4 bulanan menggunakan alokasi tabungan Rp2,5 juta.
Baca juga: 3 Pertanyaan tentang Dana Darurat
Dana Umrah, Dana Mobil, dan Dana Menikah Hana
Hana memiliki 3 target keuangan dalam jangka pendek dan menengah—sekitar 5 tahun. Detailnya:
Berdasarkan perhitungan, ketiga target keuangan Hana belum dapat tercapai seluruhnya bila hanya mengandalkan nominal penghasilan saat ini. Walaupun seluruh budget tabungan dialihkan untuk tiga hal ini, agaknya masih sulit bagi Hana mencapai ketiga tujuan ini sesuai target waktu yang ditentukan.
Salah satu saran yang bisa diberikan, setelah dana darurat terkumpul, Hana bisa mulai mengalokasikan budget Rp2,5 juta ke salah satu target keuangan yang diprioritaskan dari segi waktu maupun kepentingan.
Jika diurut berdasarkan waktu, Hana bisa memulai dengan membuka Dream Saver untuk dana umrah. Dengan penarikan otomatis Rp2,5 juta per bulan, dana umrah bisa terkumpul dalam 12 bulan. Harapannya, dana umrah bisa terkumpul sambil menunggu kondisi pandemi COVID-19 teratasi dan layanan ibadah umrah dibuka kembali.
Dana Rumah Hana
Dalam waktu 10 tahun, Hana bercita-cita memiliki rumah sendiri. Hana menargetkan rumah senilai Rp2 miliar untuk dimiliki. Jawaban blak-blakannya, tujuan keuangan ini akan sulit teralisasi dengan perhitungan pendapatan saat ini.
Cara terealistis yang dapat diusulkan, Hana dapat menyisihkan setidaknya Rp500 ribu dari budget tabungan untuk diinvestasikan jangka panjang. Hana bisa menginvestasikannya pada instrumen saham atau reksadana saham.
Dengan investasi bulanan Rp500 ribu dan target imbal hasil 15-18% per tahun, Hana bisa memiliki sekitar Rp160 jutaan pada tahun 2030. Hasil investasi ini dapat Hana jadikan uang muka program KPR (Kredit Kepemilikan Rumah). Asumsinya, 10 tahun ke depan, penghasilan Hana sudah meningkat dan dapat dialokasikan untuk menyicil rumah idaman.
Baca juga: Siapkan Uang Muka Properti Pertama Mulai Sekarang
Perhitungan dan rekomendasi di atas bukan berarti target-target Hana gak akan tercapai. Seiring berjalannya waktu, peluang meningkatnya penghasilan dapat membantu Hana mencapai impian. Saat ini, diperlukan penetapan prioritas—target keuangan mana saja yang ingin Hana kejar duluan.
Boleh, asal digunakan dengan bijak. Kondisi keuangan Hana yang sehat sangat memungkinan untuk memiliki kartu kredit. Satu hal yang perlu Hana dan teman Jenius lain ingat sebelum memiliki kartu kredit: jadikan kartu kredit sebagai alat bayar, bukan tempat berutang.
Bila mampu mengelola penggunaan dan pembayaran kartu kredit dengan baik, Hana akan memiliki rekam jejak kredit/credit score yang bagus. Skor ini akan menjadi bekal yang memudahkan jika suatu hari nanti Hana perlu mengajukan kredit jangka panjang, seperti KPR.
Baca juga: Financial Checkup: Terlilit Utang Kartu Kredit
Financial checkup gak cuma buat kamu yang merasa punya masalah dengan keuangan, seperti terkena pemotongan gaji dan punya banyak utang. Kamu yang merasa kondisi finansialnya baik-baik saja pun perlu melakukan checkup secara berkala lho!
Financial checkup penting untuk mengetahui kondisi terkini keuanganmu. Kamu bisa melakukan self-assessment terhadap keuanganmu dengan mengikuti banyak tips dan cara menghitung yang sering Jenius bagikan dalam artikel-artikel berkategori Money Talks.
Baca juga: Cara Menghitung Nilai Kekayaan Bersih
Mau keuanganmu di-checkup oleh perencana keuangan? Jenius akan segera membuka kesempatan bagi teman Jenius yang beruntung. Follow dan cek Instagram dan Twitter Jenius secara berkala untuk mendapatkan informasi pendaftarannya ya.
Belum punya Jenius untuk membantumu memastikan kondisi keuanganmu sehat? Download dan aktivasi sekarang.
Disclaimer: Financial checkup dilakukan terbatas pada data keuangan yang diberikan oleh responden per Mei 2020. Rekomendasi yang diberikan dalam financial checkup dihitung berdasarkan data tersebut dan asumsi-asumsi yang menyertainya. Adapun pelaksanaan dari rekomendasi tersebut untuk mencapai tujuan keuangan pribadinya merupakan tanggung jawab responden.