“
Gajian pertama traktir kita dong!”
Ungkapan sejenis akan sering kamu dengar bahkan hingga setahun setelah kamu menjalani pekerjaan pertamamu. Gak hanya traktir teman, memberikan sebagian gaji kepada orang tua atau membeli barang idaman tentu sah-sah saja. Tapi ingat, begitu memiliki penghasilan sendiri, kamu harus
mulai mengelola keuanganmu.
Ada banyak cara mengelola keuangan yang bisa kamu temukan di internet, webinar, atau pun kelas finansial. Namun sayangnya, sekedar tau dan paham saja gak cukup. Menurut
Budi Raharjo, selaku Certified Financial Planner, One Shildt Financial Planning,
knowing dan
doing adalah dua hal berbeda.
Ibaratnya, semua orang memahami bawa olahraga baik untuk kesehatan, tapi apakah semua melakukannya secara rutin? Begitu pula dengan pengaturan keuangan.
Financial habit perlu dipupuk sejak awal karier agar bisa mengantarmu sukses secara finansial di masa depan. Berikut hal-hal yang perlu kamu perhatikan untuk membentuk finansial habit:
Memperoleh pendapatan secara konsisten
Kamu gak akan bisa mengelola keuangan dengan baik jika penghasilanmu tidak konsisten. Bagi kamu yang memutuskan untuk mengawali karier sebagai
freelancer, kamu harus membuat dirimu tetap produktif setiap hari agar penghasilanmu konsisten. Pastikan pula pendapatan dari
freelance tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhanmu sehari-hari.
Siap menunda kesenangan untuk masa depan
Seseorang yang sukses secara finansial sebenarnya mampu membeli barang-barang mewah, tapi tidak mereka lakukan karena sudah terbiasa menunda kesenangan. Gak heran kalau penampilan mereka cenderung biasa saja. Maksud menunda di sini bukan berarti kamu gak boleh menikmati hasil kerjamu sama sekali. Menurut Budi, bersenang-senang tentu boleh tapi bukan dari penghasilan bulanan, melainkan dari penghasilan tambahan, seperti investasi.
Cerdas mengalokasikan pengeluaran
Pengeluaran yang harus dialokasikan gak hanya sebatas pengeluaran bulanan saja, namun termasuk pengeluaran tahunan seperti pajak, asuransi, dan lainnya. Agar dapat teralokasi dengan baik, coba biasakan membuat catatan pengeluaran tiap akhir bulan. Khusus untuk pengeluaran tahunan yang jumlahnya sudah diketahui dari awal, sebaiknya rutin sisihkan sebagian dari pemasukan agar kamu gak terlalu terbebani nantinya.
Mampu membedakan kebutuhan dan keinginan
Bagi sebagian orang, kebutuhan dan keinginan tampak samar. Menurut Budi, kebutuhan sebenarnya mencakup segala keperluan yang memang harus dikeluarkan, sedangkan keinginan hanya bersifat untuk menopang kenyamanan dan kesenangan sementara. Jadi, bila kamu tidak ingin pengeluaran membengkak terus menerus, pahami lagi konsep kebutuhan dan keinginan ini.
Menghargai uang
Bila kamu ingin sukses secara finansial, suka atau tidak kamu harus lebih perhitungan dan aktif mencari tau sebelum memutuskan untuk menggunakan uangmu. Saat berbelanja misalnya, coba sesekali bandingkan beberapa alternatif. Perubahan kecil yang kamu lakukan bisa menghemat banyak pengeluaranmu nantinya.
Rutin menabung dan meningkatkan tabungan secara bertahap
Pernah berpikir, berapa kira-kira uang yang kamu butuhkan saat pensiun nanti? Menurut Budi, bila kamu baru akan memulai mengatur keuangan di usia 35 tahun, setidaknya kamu membutuhkan Rp4,7 miliar untuk dana pensiun. Untuk bisa mencapai dana tersebut, kamu harus menabung setidaknya Rp7,7juta per bulan. Jumlah yang besar ini belum termasuk pengeluaran lainnya lho. Tentu gak mudah, kan?
Jadi selagi kamu masih muda, cicil kebutuhan masa depanmu sesegera mungkin dengan membiasakan diri rutin menabung. Gak harus langsung dana pensiun, kamu bisa mulai dengan memiliki dana darurat yang minimal 3 kali total pengeluaran bulanan kamu. Kemudian lanjutkan dengan dana pensiun dan investasi.
Jumlah ideal yang harus ditabung adalah 10% dari gaji bulanan kamu. Bila nilai tersebut masih dirasa terlalu memberatkan, kamu bisa menabung berapa pun semampumu. Yang terpenting adalah memulai kebiasaan menabung. Nominalnya bisa kamu tambahkan secara bertahap seiring kenaikan penghasilanmu.
Menerapkan sebuah kebiasaan baru awalnya mungkin terasa berat dan kurang nyaman. Walaupun begitu, yakinlah bahwa usia muda dan produktif merupakan masa-masa emas untuk mempersiapkan masa depan. Terus berlatih kebiasaan baik ini, ya!