Kata “investasi” selalu terdengar menarik. Hanya saja, memulainya gak bisa dibilang mudah. Sebagai investor pemula, mungkin kamu sempat kebingungan memilih langkah pertama dalam berinvestasi, mengingat banyaknya jenis investasi yang tersedia.
Apakah investasi A lebih baik? Atau investasi B jauh lebih menguntungkan? Biar bisa menjawab pertanyaan seperti itu, pastikan kamu sudah memahami jenis-jenis investasi yang punya jangka waktu dan profil risiko berbeda-beda sesuai kebutuhan finansialmu. Kita pelajari bersama yuk, 5 jenis investasi dan simpanan yang bisa kamu coba dengan mudah!
Teman Jenius ingin mulai berinvestasi, tapi sudah punya tabungan belum? Bisa dibilang, dengan memiliki tabungan kamu sudah satu langkah lebih dekat untuk berinvestasi. Alasan pertama, kamu butuh modal untuk berinvestasi. Nah alasan keduanya, menabung bisa membiasakanmu menyisihkan uang sebelum mulai berinvestasi.
Kalau kamu punya tujuan finansial yang ingin dicapai dalam 1 sampai 6 bulan ke depan, tabungan bisa membantumu mencapainya tanpa perlu khawatir akan penurunan nilai investasi. Ingat, jangan memasukkan uang yang akan segera dipakai ke instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham ya, untuk memastikan kebutuhanmu dapat terpenuhi tepat waktu.
Mau mulai menabung? Kamu bisa belajar menabung di Jenius! Ada opsi tabungan autodebit Dream Saver yang bisa membantumu mencapai impian untuk jalan-jalan atau beli PS5, serta opsi Flexi Saver yang bisa kamu pakai untuk menyimpan dana darurat atau dana investasi. Kedua tabungan ini memberikan bunga 2,5% p.a. dan fleksibitas bebas tarik kapan pun tanpa penalti.
Baca juga: Maksimalkan Tabunganmu dengan Fitur Save It dari Jenius
Selain tabungan, kamu juga bisa mempertimbangkan deposito yang sifatnya berisiko rendah. Deposito cukup mirip dengan tabungan, hanya saja ada jangka waktu penempatan untuk mendapatkan bunga lebih maksimal. Uang yang kamu investasikan di deposito bakal memberikan kamu keuntungan yang cenderung konsisten sesuai dengan keputusan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI).
Kalau kamu mau punya deposito, ada fitur Maxi Saver di Jenius yang memberikan bunga hingga 5% p.a. dengan jangka waktu penempatan 1 hingga 12 bulan. Pembuatan Maxi Saver juga praktis karena dapat kamu buat tanpa perlu ke bank dan dapat dicairkan sebelum jatuh tempo bila ada keperluan mendesak, tanpa penalti sama sekali.
Baca juga: Lima Kejadian yang Memperbolehkanmu Menggunakan Dana Darurat
Apabila teman Jenius punya tujuan keuangan jangka panjang seperti dana perjalanan ibadah haji atau dana pendidikan anak, investasi emas dalam bentuk logam mulia—bukan perhiasan—bisa dijadikan pilihan. Emas punya track record yang baik bila disimpan lebih dari 5 tahun, karena pertumbuhannya dapat mengimbangi inflasi dan gak terpengaruh resesi.
Emas juga merupakan komponen diversifikasi investasi yang patut dipertimbangkan karena harga emas cenderung naik saat dolar Amerika Serikat sedang melemah, seperti yang terjadi di awal periode pandemi COVID-19 tahun 2020.
Ilustrasi investasi emas
Harga beli 3 Januari 2011: Rp414.000
Harga jual 31 Desember 2015: Rp545.000
Harga jual 31 Desember 2020: Rp935.000
Pada ilustrasi ini, dapat dihitung bila teman Jenius menginvestasikan uang dalam bentuk emas selama 5 tahun, keuntungannya mencapai 31,64%. Sementara jika disimpan lebih lama hingga 10 tahun, return/imbal hasil yang diterima mencapai 125,84%.
Mulai tertarik berinvestasi emas? Kamu bisa membeli emas batangan atau mencoba transformasi baru berupa emas digital di aplikasi keuangan yang sudah diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seperti Pluang, Lakuemas, Indogold, dan Treasury.
Dalam rangka perayaan ulang tahun Jenius yang kelima, kamu bisa lebih hemat dan cuan saat berinvestasi emas di aplikasi-aplikasi tersebut! Dengan minimal akumulasi transaksi investasi sebesar Rp1.000.000, kamu bisa mendapatkan cashback sebanyak 5% (maksimal Rp300.000) selama bulan Agustus 2021. Cek info selengkapnya di laman Every Yay ya.
Baca juga: Berani Lebih Hemat di Ulang Tahun Jenius yang Kelima
SBN merupakan surat berharga yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah. Investasi SBN termasuk jenis obligasi, yaitu surat utang jangka menengah dan panjang. Berbeda dengan obligasi biasa, SBN akan mengalokasikan investasimu untuk mendanai program prioritas dalam memajukan negara.
Umumnya, SBN dikelola secara konvensional dan syariah. Beberapa jenis SBN konvensional adalah Savings Bond Ritel (SBR) yang mirip dengan deposito bank dan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) yang bisa kamu jual di pasar sekunder untuk mendapatkan keuntungan tambahan berupa capital gain. Sementara itu, SBN syariah terbagi menjadi dua tipe: Sukuk Tabungan (ST) dan Sukuk Ritel Indonesia (SR).
Biasanya bunga SBN ditawarkan lebih tinggi daripada deposito, sehingga banyak investor yang melirik surat utang negara ini. Namun, ada dua jenis imbal hasil SBN yang perlu kamu ketahui, yaitu fixed rate dan floating rate. ORI dan SR memberikan fixed rate, sehingga kamu bisa menghindari perubahan tingkat suku bunga di pasar. Sementara itu, kalau kamu memilih berinvestasi di SBR dan ST, imbal hasilnya akan disesuaikan dengan perubahan tingkat suku bunga Bank Indonesia (floating rate).
Adakah tujuan finansialmu yang targetnya 3-5 tahun lagi? Kamu bisa mulai mempersiapkan diri untuk menunggu jadwal penerbitan SBN tahun 2021 yang akan ditawarkan dari tanggal 27 September sampai dengan 20 Oktober 2021. Untuk informasi lebih lanjut, pantau info dari DPJJR Kemenkeu yang akan terus memperbarui jadwal penerbitan SBN.
Baca juga: Mau Jadi Investor? Belajar Investasi dari 5 Sumber Ini
Kalau butuh instrumen investasi yang lebih "advance", kamu bisa mencoba reksa dana. Ada empat jenis reksa dana yang bisa kamu pilih sesuai tujuan finansialmu, yaitu reksa dana pasar uang (cocok untuk tujuan keuangan di bawah 1 tahun), reksa dana pendapatan tetap (cocok untuk tujuan keuangan 1-3 tahun), reksa dana campuran (cocok untuk tujuan keuangan 3-5 tahun), dan reksa dana saham (cocok untuk tujuan keuangan di atas 5 tahun).
Di reksa dana, secara gak langsung kamu berinvestasi di saham, obligasi serta pasar uang sekaligus. Konsepnya, manajer investasi (MI) akan mengumpulkan dana dari banyak investor retail sepertimu, kemudian menginvestasikan dana tersebut ke berbagai instrumen investasi sesuai jenis reksa dananya.
Otomatis, reksa dana sudah terdiversifikasi dengan baik oleh para ahli. Hal ini menjadikan reksa dana cocok untuk investor pemula. Namun, bukan berarti reksa dana gak berisiko ya. Sebagai investor, kamu punya tugas memilih MI dengan bijak. Pastikan MI yang kamu pilih punya histori kinerja yang baik, portofolio yang berkembang, dan sudah terdaftar serta diawasi oleh OJK.
Di Tokopedia Reksa Dana, kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp10.000 lho. Biar lebih mudah, kamu bisa melakukan transaksi investasi menggunakan Jenius Pay. Setelah pilih reksa dana yang kamu inginkan dan menentukan jumlah investasi, kamu tinggal pilih Jenius Pay sebagai metode pembayaran, masukkan $Cashtag, lalu konfirmasi pembayaran di aplikasi Jenius. Berinvestasi semudah checkout belanjaan!
Baca juga: Kesalahan-Kesalahan Dalam Berinvestasi
Investasi apa pun itu, kamu harus memilih dan mengelolanya dengan bijak ya. Di awal, tentukan dulu tujuan finansial yang ingin kamu capai, baru kemudian pilih instrumen yang tepat. Oh ya, jangan lupa untuk terus melakukan riset saat mendiversifikasi portofolio dan lakukan review berkala untuk mengevaluasi kinerja investasimu. #LakukanDenganCaramu untuk berinvestasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu.
Belum punya akun Jenius untuk memulai langkah awal berinvestasi? Download dan aktivasi akun Jenius kamu sekarang juga.